Polemik Nikuba, Alat Pengubah Air Jadi BBM, Baik Bagi Dunia Riset

oleh
Nikuba BBM air
Nikuba saat dipasang di kendaraan TNI (Foto: detik.com)

SURABAYA| DutaIndonesia.com – Penemuan alat pengubah air menjadi bahan bakar mesin menjadi polemik di masyarakat. Pasalnya, penemuan alat bernama Nikuba ini terkesan “dibantai” di dalam negeri, tapi justru diterima di luar negeri. Namun saling kritik, menilai atau mengkoreksi satu sama lain, dengan tujuan untuk menemukan kebenaran secara ilmu atau ilmiah sangat baik dalam dunia riset. Termasuk di dalam riset untuk industri otomotif.

Saat ini polemik terjadi lagi setelah penemu Nikuba mengaku perusahaan Italia antusias terhadap temuannya yakni alat yang mampu mengubah air menjadi BBM. Hal itu berbanding terbalik, di dalam negeri Nikuba disebut dibantai habis.

Alat pengubah air jadi BBM bernama Nikuba pernah viral tahun lalu. Saat itu sudah diujicoba di kendaraan bermotor dan hasilnya kendaraan bisa berjalan beberapa kilometer. Namun saat itu disebut alat ini masih membutuhkan BBM bensin sehingga tidak murni memakai air sebagai BBM.
Nah belakangan kembali disorot dan menuai pro-kontra usai Nikuba unjuk gigi di Italia. Nikuba baru-baru ini terbang ke Milan untuk melakukan presentasi di hadapan produsen otomotif asal Italia. Kabar itu disampaikan langsung oleh laman resmi TNI AD yang menyebut bahwa Nikuba mendapat atensi langsung dari pabrikan otomotif Eropa. Tak tanggung-tanggung pabrikan tersebut survei langsung ke Cirebon–tempat kelahiran Nikuba.

Sementara dari survei itu, Nikuba mendapat kesempatan untuk presentasi di Milan pada 18 Juni 2023. Pangdam III/ Slw besama dengan Aryanto Misel, penemu Nikuba, telah menyiapkan tim yang terdiri dari Sumardi Dadang dan Immanuel Hutapea guna memenuhi undangan dari pabrikan Eropa tersebut.

“Tiba saatnya Nikuba sebagai alternatif solutif akan mencoba terbang untuk dipresentasikan pada dunia. Meski memerlukan proses, namun ide, tindakan, komitmen dan keyakinan terhadap Nikuba sebagai alternatif energi terbarukan dapat menjadi peluang di masa yang akan datang,” kata Pangdam III/Slw Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo.

Pulang dari Milan, kabarnya Nikuba sudah mengantongi kerjasama dengan perusahaan penyuplai energi untuk produsen otomotif Lamborghini dan juga Ferrari.

“Perjanjian kerja sama dengan perusahaan penyedia sumber energi bagi Ferrari dan Lamborghini,” kata Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi, Kolonel Inf Adhe Hansen belum lama ini.

Belum dijelaskan lebih detail soal kerjasama yang dimaksud. Kendati demikian, Aryanto Misel mengaku temuannya itu disambut antusias oleh perusahaan otomotif di Italia. Aryanto juga berniat menjual temuannya itu senilai Rp 15 miliar.

“Dari pihak otomotif di Milan antusias sekali,” kata Aryanto dalam wawancara dengan stasiun TV nasional yang diunggah ulang di sosial media.

Ia juga rela bila teknologinya dibeli oleh pihak asing. Aryanto justru enggan berharap ke pemerintah. Berbanding terbalik dengan perusahaan otomotif Italia, Aryanto justru mengaku temuannya sudah dibantai habis.

“Saya enggak butuh mereka (pemerintah atau BRIN), saya sudah dibantai habis pak enggak mau,” aku Aryanto.

Sebelumnya, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bakal menyediakan fasilitas riset untuk penemu Nikuba. BRIN sudah mengirimkan tim untuk melihat hal tersebut tapi tim masih perlu riset lanjutan.

“Nikuba sudah kita ketahui sejak tahun lalu. Kami sudah mengirimkan tim ke sana untuk melihat itu dan memang pada saat itu dari asesmen tim masih perlu ada riset lanjutan,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. (gas/det)

No More Posts Available.

No more pages to load.