2,7 Miliar Dolar
Saat memberi laporan ke Presiden, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) tembaga di Gresik ini kelak akan menjadi yang terbesar di dunia.
Menurut dia, smelter Freeport di Gresik memiliki 1,7 juta ton konsentrat, dengan angka produksi sekitar 600 ribu ton tembaga (copper).
“Nilai copper sekarang lagi supercycle, USD 9.400 per ton. Jadi investasi Rp 42 triliun atau USD 3,5 miliar, revenue hanya dari copper saja Pak, itu USD 5,4 miliar (sekitar Rp 76,7 triliun),” terang Airlangga saat acara groundbreaking Smelter Freeport di JIIPE Gresik, Selasa (12/10/2021).
Selain itu, Airlangga juga menyoroti pembangunan fasilitas precious metal refinery (PMR) untuk mengolah lumpur dari PT Smelting dan smelter baru di Gresik, dengan biaya sekitar USD 200 juta.
“Kemudian Pak Menteri BUMN (Erick Thohir) sebut, didorong hilirisasi tambahan itu namanya precious metal recovery, itu investasinya USD 200 juta. Dari emasnya itu bisa 35-54 ton. Pabriknya sudah dipersiapkan di situ,” katanya.
Airlangga mengatakan, harga emas saat ini berada pada kisaran USD 1.700 per Troy Ounce. Sehingga kalau produksinya mencapai 35 ton, itu potensi nilainya USD 1,8 miliar. Sementara jika produksinya 50 ton, itu nilainya bisa sampai USD 2,7 miliar.
“Jadi bayangkan selama 40 tahun USD 2 miliar itu rata-rata dinikmati negara lain. Apakah 70 persen ke Spanyol atau Jepang. Jadi hari ini bersejarah, karena seluruhnya nanti akan diproduksi di Gresik,” kata Airlangga. (nuf)