Presiden Jokowi Minta Para Kiai Rayu Ainun Najib, Ahli Teknologi, Bekerja untuk NU

oleh
Presiden Jokowi hadir di acara Pengukuhan PBNU dan Harlah ke-96 NU di Balikpapan (Biro Pers Sekretariat Presiden).
YouTube player

BALIKPAPAN|DutaIndonesia.com – Kader Nahdlatul Ulama (NU) ternyata sudah banyak mengusai teknologi canggih. Termasuk teknologi data sains. Salah satunya adalah Ainun Najib. Namun masalahnya, praktisi teknologi data sains ini sekarang bekerja di Singapura.

Karena itu, saat menyampaikan sambutannya di Pengukuhan Pengurus Besar NU dan Harlah ke-96 NU di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong PBNU agar mau merayu atau “membajak” Ainun Najib dari perusahaan Singapura agar bersedia kembali ke Indonesia untuk membangun NU. Kepala Negara mengatakan bahwa Ainun Nadjib bisa diajak membangun NU jika yang berbicara kiai NU.

Jokowi semula membayangkan bahwa NU nantinya bisa memiliki platform teknologi. Misalnya seperti platform edutech yang bisa memfasilitasi jutaan santri untuk mengaji.

“Saya membayangkan ini segera, NU memiliki platform edutech yang juga mempunya platform learning managament system yang andal. Yang memfasilitasi jutaan santri untuk mengaji dari semua kiai-kiai besar, ilmuwan, teknolog, dan entrepreneur,” kata Jokowi.

Jokowi lantas bercerita tentang salah satu anak muda NU yang berkarier di perusahaan Singapura. Anak muda itu adalah Ainun Najib yang dikenal sebagai praktisi teknologi di bidang data sains.

“Saya kenal satu orang, yang lain masih banyak. Beliau ini kerja di Singapura. Sudah lama, 7 tahun yang lalu. Ngerjain ini semuanya apa pun bisa. Namanya Mas Ainun Najib. Masih muda sekali. (Kader) NU,” katanya.

Ainun Najib saat ini bekerja di sebuah perusahaan teknologi di Singapura. Ainun Najib dikenal sebagai inisiator beberapa gerakan pengawasan data, dari Kawal Pemilu hingga Kawal COVID.

Jokowi mengatakan Ainun Najib digaji sangat tinggi di perusahaan Singapura. Tapi, menurutnya, Ainun Najib bisa dibawa jika kiai NU yang berbicara kepadanya agar mengabdi untuk Indonesia.

“Tapi di sana gajinya sangat tinggi sekali. Jadi kalau di sini harus bisa menggaji yang lebih gede daripada yang di Singapura. Ini tugasnya nanti Pak Kiai. Kalau Beliau yang ngendiko (berbicara), digaji berapa pun, bismillah pasti mau,” katanya. (det/wis)

No More Posts Available.

No more pages to load.