Siswa SMP SAIM Praktik Survival di Tengah Kota

oleh
SMP SAIM Surabaya
Berpose bersama setelah melakukan kegiatan Bravery Survival siswa SMP SAIM Surabaya: mengunjungi museum HOS Cokroaminoto, menelusuri jalan kota Surabaya, dan naik bus Trans Semanggi Suroboyo.

SURABAYA| DutaIndonesia.com – Hari yang dinanti itu akhirnya datang juga. Sabtu (17/2/2024) pagi siswa Kelas 8 SMP SAIM melaksanakan Bravery Survival (BS) Kota. Program favorit ini bertujuan melatih siswa untuk bisa survive di kota domisilinya sendiri, yaitu Kota Surabaya.

Peserta BS Kota start dari Taman Alumni ITS kawasan Sukolilo. Dilepas oleh Kepala SMP SAIM, Ustazah Isna Maslikha, S.Pd., setelah sebulan sebelumnya mereka latihan fisik dan beberapa kali meeting persiapan.

“Dalam BS ini siswa akan survival berkeliling Surabaya dengan sarana public transportation. Naik bus kota, kereta api, juga jalan kaki. Mereka menuju ke tempat-tempat bersejarah. Belajar situs-situs bersejarah di Surabaya,” katanya.

Sementara itu Ketua Panitia Kegiatan BS Kota 2024, Ustazah Aisyah Hasyim, mengakui bahwa program ini memang ditunggu-tunggu para siswa kelas 8. Bahkan kakak relawan dari kelas 9 juga bersemangat membimbing adik-adik kelasnya.

Dengan semangat tinggi, peserta BS bergegas naik Bus Trans Semanggi Suroboyo menuju Balai Pemuda. Bekal materi keamanan lalu lintas kota dari Dinas Perhubungan Kota Surabaya yang diperoleh siswa pada hari-hari sebelumnya sangat membantu menyukseskan perjalanan.

Perjalanan semakin seru dengan bergabungnya dua siswa dan satu sensei (sebutan guru di Jepang) dari Surabaya Japanese School (SJS). “I really happy get new experience on Surabaya,” kata Sora salah satu siswa SJS. Gaku, siswa lainnya, menyampaikan rasa bahagianya karena mendapat banyak teman baru, “Thank you, I really like my new friends.”

Selama perjalanan, Rania, siswa kelas 8 juga menyampaikan kesan mendalam karena berkesempatan belajar bahasa Jepang dari teman barunya. Beberapa siswa lainnya juga antusias mengajak ngobrol sensei Megumi, guru siswa SJS
Setelah eksplorasi Balai Pemuda selesai, rombongan melanjutkan perjalanan ke Taman Ekspresi, lalu geser ke Gedung Cak Durasim, Museum Rumah HOS Cokroaminoto, Titik Nol Surabaya, dan lanjut ke Tugu Pahlawan. Mereka menempuh perjalanan dengan jalan kaki secara berkelompok.

Seusai belajar di Museum 10 Nopember Tugu Pahlawan bersama tour guide, mereka lanjut berjalan kaki menelusuri trotoar menuju Stasiun Kereta Api Pasar Turi. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kereta api komuter untuk menuju Stasiun Semut Wonokromo.

Tantangan tidak berhenti sampai di situ. Karena seluruh ketua kelompok wajib memesan moda transportasi online untuk kembali lagi di sekolah SAIM di kawasan Medokan Semampir Surabaya. (ono)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.