Mengurangi Mobilitas Warga
Seorang pengendara motor wanita, Azril, juga mengaku jengel dengan adanya penutupan jalan yang mendadak ini. Menurutnya, kebijakan tersebut sangat merugikan masyarakat. “Kebijakan seperti ini kurang tepat karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya,” ujarnya.
Dengan adanya penutupan jalan secara total di Bundaran Waru sisi Surabaya ini, banyak kendaraan roda dua memilih putar balik. Tampak juga polisi bersenjata lengkap mengawal penutupan jalan Bundaran Waru sisi Surabaya.
Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Latif Usman, menuturkan bahwa akses Bundaran Waru menuju Surabaya ditutup total berdasarkan hasil evaluasi bahwa mobilitas warga masih banyak kendati PPKM Darurat sudah dimulai. “Sampai hari kelima (PPKM Darurat), dipilah-pilah orang masuk Surabaya, masih padat sekali,” katanya kepada wartawan.
Latif mengatakan, penutupan di Bundaran Waru akan diberlakukan selama 1 x 24 jam dan tidak dijelaskan sampai kapan. Seluruh kendaraan, baik roda dua maupun empat, dilarang masuk ke Kota Surabaya dari jalur utama tersebut. Jika penting dan sudah mengantongi surat negatif tes PCR dan sertifikat vaksin, pengendara diimbau lewat jalur alternatif.
“Kalau penting, silakan cari jalur alternatif lain untuk masuk (ke Kota Surabaya), silakan gunakan itu. Yang enggak berkepentingan, di rumah saja,” ujarnya.
Kombes Latif Usman menjelaskan penutupan kawasan Bundaran Waru, tepatnya di depan mal City of Tomorrow (CITO), Surabaya, itu bertujuan mengurangi mobilitas warga yang hendak memasuki Kota Pahlawan. Pasalnya Bundaran Waru merupakan pintu utama orang masuk ke Surabaya. “Tempat ini adalah akses utama masuknya kendaraan dan orang,” kata Latif saat berada di Bundaran Waru arah Kota Surabaya. “Untuk saat ini, volume kendaraan masih tinggi, kita lakukan penutupan, ditutup karena volume tinggi,” katanya.