Warga NU di Luar Negeri Merinding, Gus Shodiq Ajak Tingkatkan 4 Pilar Perjuangan untuk Hadapi Abad ke-2 NU 

oleh

MAKKAH|DutaIndonesia.com – Jutaan warga Nahdlatul Ulama (NU) dari seluruh Indonesia dan dari beberapa negara tumplek blek memadati Kota Sidoarjo untuk menghadiri Resepsi Puncak Satu Abad NU di Stadion Delta, Selasa (7/2/2023).

Warga NU yang tidak bisa hadir secara langsung di lokasi, khususnya diaspora NU di sejumlah negara, menyaksikan rangkaian acara yang digelar sehari penuh itu melalui live streaming dan sejumlah stasiun TV lain. 

Warga NU terharu, terenyuh, merinding, hingga bergembira mengikuti rangkaian acara yang bersejarah tersebut. Termasuk acara hiburannya menghadirkan Rhoma Irama, Slank, orkestra Addie MS, Cak Lontong, hingga Maher Zain yang berlangsung hingga Rabu dini hari. 

Ketua PCI Muslimat NU Inggris Raya Yayah Indra dan Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Inggris Raya,  Shandy Adiguna, misalnya, mengaku tidak bisa hadir karena kesibukannya di London. Begitu pula Ketua PW LP Ma’arif NU Jatim KH Noor Shodiq Askandar (Gus Shodiq) yang saat acara Satu Abad NU digelar sedang menunaikan ibadah umrah di Tanah Suci bersama anak yatim. 

Dari Tanah Suci, Gus Shodiq pun memberi catatan terkait peringatan Satu Abad NU ini.  Kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Selasa (7/2/2023), Gus Shodiq mengatakan, bahwa NU dan Nahdliyyin perlu terus meningkatkan empat pilar perjuangan. 

“Hari ini Nahdlatul Ulama genap berusia 100 tahun. Hitungan ini menggunakan kalender hijriyah. Tepatnya NU didirikan oleh para ulama pada 16 Rajab 1344 H, khususnya KH M. Hasyim Asy’ari,  KH Wahab Chasbullah,  KH Bisri Syansuri, dan ulama yang lain. Umur yang menunjukkan kematangan dalam perjuangan dan pengabdian terbaik untuk membawa umat Islam ke jalan yang jauh lebih baik,” kata Gus Shodiq.

Sejak berdirinya, kata Wakil Rektor II Universitas Islam Malang (Unisma)ini, NU telah menetapkan empat pilar perjuangan,  yakni di bidang dakwah, pendidikan, ekonomi, dan sosial. Di bidang dakwah, NU telah sukses mengembangkan Islam ahlussunnah wal jamaah dengan prinsip rahmatan lil aalamin. Mengayomi semua dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.  

“Di bidang pendidikan, puluhan ribu lembaga pendidikan dan pesantren telah dikembangkan dalam upaya meningkatkan pendidikan generasi calon pemimpin bangsa yang pinter dan bener. Di bidang ekonomi sosial yang bertumpu pada penguatan ekonomi kerakyatan yang melingkupi sebagian besar usaha di Indonesia.

Begitu juga di bidang sosial, ada ribuan layanan kesehatan yang telah dibangun dan melayani jutaan masyarakat dengan baik. Oleh karena itu, momentum satu abad harus dijadikan tonggak dasar untuk terus meningkatkan amal perjuangan di 4 pilar tersebut,” katanya. 

Dakwah Islam moderat, kata inisiator  Rumah Sedekah NU ini, juga  harus terus dikembangkan tidak hanya di Indonesia,  tapi juga disyiarkan terus ke berbagai belahan dunia. Mutu pendidikan yang harus terus ditingkatkan. Tidak hanya jumlah, tapi juga peningkatan mutu yang menyesuaikan dengan kemajuan zaman. 

“Selanjutnya, kekuatan ekonomi di sektor UMKM yang menjadi sandaran hidup sebagian besar warga negara Indonesia harus terus dilakukan pendampingan, agar terus makin kuat. Terakhir, sektor sosial dengan pengembangan layanan kesehatan agar bisa menjangkau seluruh masyarakat. Kenapa demikian, karena kesehatan ini merupakan kebutuhan primer yang selalu dibutuhkan kehadirannya di masyarakat,” kata mantan Ketua NU Care LAZISNU Jawa Timur ini.

Yayah Indra, Ketua PCI Muslimat NU Inggris Raya juga mengaku tidak bisa datang langsung ke Sidoarjo karena tuntutan pekerjaannya di London, Inggris. Padahal, Yayah sudah berburu tiket murah untuk bisa pulang ke Tanah Air guna hadir secara langsung di acara Satu Abad NU bersama para Ketua PCI Muslimat NU dari negara lain, seperti Ketua PCI Muslimat NU Hongkong – Macao Hj Fatimah Angelia dan Ketua PCI Muslimat NU Malaysia Hj Mimin Mintarsih dan yang lain. 

Yayah mengaku terharu dan merinding saat melihat lautan Nahdliyyin memenuhi bukan hanya Gelora Delta tapi juga sejumlah kawasan di Kota Sidoarjo.  

“Sebenarnya saya ingin banget hadir di Sidoarjo karena tidak ingin ketinggalan dalam momentum yang sangat spesial bersejarah ini. Namun apa daya kerjaanku tidak bisa saya tinggalkan, padahal setiap malam saya sudah searching tiket murah lewat online. Tapi saya dan temen-temen PCI Muslimat NU UK (United Kingdom) alhamdulillah bisa menyaksikan acaranya lewat live streaming NU Online,” kata Yayah Indra kepada DutaIndonesia.com dan Global News Rabu kemarin. 

Dia menegaskan, puncak acara Satu Abad NU yang digelar di Stadion Delta Sidoarjo sangat spektakuler. Seluruh rangkaian acaranya sangat indah. “Masya Allah luar biasa. Ya Allah. Dari lihat gladi bersihnya saja saya sudah merinding, pas acara puncaknya apalagi, semakin terharu. Ya Allah NU emang The Best . MasyaAllah. Sekali NU tetep NU sampai akhir hayat.  Saya merinding melihatnya meski lewat media sosial. Raga saya tidak bisa hadir, namun jiwaku ikut bersama mereka para pejuang-pejang Nahdlatul Ulama yang sangat kami banggakan dan kami cintai.  Mudah-mudahan dengan selalu berkhidmat untuk NU, selalu berlimpah keberkahan dan penuh keridhoan dari Allah SWT. Aamiin ya robbalalaamiin,” katanya penuh rasa syukur. 

Acara itu memang mewah meski tetap terasa kesederhanaannya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Wapres Ma’ruf Amin, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dan sejumlah gubernur lain, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdhor Ali dan sejumlah bupati lain terlihat hadir. Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Rais Aam KH Miftachul Akhyar, Sekjen Saifullah Yusuf, dan pimpinan PBNU serta sejumlah ulama juga hadir di panggung utama.

Selain itu, ada pula Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla. Turut hadir juga istri Gus Dur, Ibu Shinta Nuriyah Wahid.  

Dari jajaran menteri ada Menteri BUMN Erick Thohir yang berdiri di barisan Banser. Erick Thohir diketahui juga sebagai Ketua Panitia Peringatan Harlah 1 Abad NU. Hadir juga Menhan Prabowo Subianto, Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Menparekraf Sandiaga Uno, Mendagri Tito Karnavian, Mendikbud Nadiem Makarim, Menag Yaqut Cholil Qoumas, KSP Moeldoko, hingga Menkopolhukam Mahfud MD.

Sejumlah hal menarik yang terjadi antara lain Erick Thohir menjadi Ketua Panitia Pengarah dalam Peringatan Satu Abad NU memakai jaket loreng khas Banser NU. Alasannya, dia mengatakan hal tersebut sebagai simbolis kesiapan NU berkarya untuk bangsa. 

“Ini adalah simbol bagaimana Nahdliyin, bila diberi kesempatan, Insya Allah Nahdliyin siap berkarya untuk nusa dan bangsa,” ujar dia. Erick Thohir disebut-sebut akan maju sebagai calon presiden atau calon wapres dalam Pilpres 2024. Spanduk Erick Thohir sebagai kader NU juga banyak ditemui di Sidoarjo.

Bahkan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang juga hadir sempat dikerubuti oleh Nahdliyin yang hadir dan diteriaki presiden.  Kejadian tersebut terjadi pada saat selesai acara resepsi satu abad Nahdlatul Ulama. Ia mulai dikerumuni masyarakat yang hadir saat menunggu mobil di depan pintu 10 stadion.

Para warga terlihat antusias mendekat agar bisa melihat langsung Menteri Pertahanan tersebut. Pada saat itu, Prabowo juga diteriaki warga yang berkerumun dengan panggilan presiden.

“Pak, Pak Prabowo, Presiden!,” kata salah satu warga dalam kerumunan tersebut. Mendengar hal itu, Prabowo sempat menoleh ke belakang untuk sesaat. Sebelumnya pada akhirnya Prabowo masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan stadion. Saat menyambut kedatangan Megawati, Prabowo yang sempat menuntun Ketua Umum PDIP itu juga diteriaki presiden oleh Nahdliyin.

Harmoni Masyarakat

Peringatan Satu Abad NU juga menunjukkan harmoni di tengah masyarakat. Karena itu, banyak pihak non-NU ikut terlibat dalam acara itu. Misalnya, sejumlah gereja di Sidoarjo  selain menjadi posko, juga ada yang menampung para jamaah dari berbagai daerah yang memenuhi Kota Sidoarjo. Dari video yang beredar di media sosial, seperti dilihat Rabu kemarin, ternyata ada sebagian jamaah melakukan salat di dalam gereja. Nama gereja tersebut GPIB Bethesda yang beralamat di Jalan Untung Suropati Nomor 29, Sidoarjo.

Sesuai penjelasan di video berdurasi sekitar 1 menit tersebut, para nahdliyin yang datang dari Lampung misalnya, memanfaatkan posko yang disiapkan GPIB Bethesda. Mereka  beristirahat.

 Bahkan warga NU tersebut menggunakan ruangan gereja untuk melakukan ibadah salat. “Kita harus bersatu kompak demi NKRI harga mati,” kata seorang warga NU dalam video tersebut.  Video itu beredar luas di Instagram, TikTok, Twitter, dan WhatsApp. Sumber video dari akun Instagram @gpipbhetesda.sda.  

Selain itu Muhammadiyah juga menyiapkan mobil untuk digunakan bila diperlukan oleh para jamaah NU. “Ini harmoni di masyarakat yang indah,” kata Salamun, warga Nahdliyyin asal Malang. 

Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan peringatan satu abad NU menunjukkan kekompakan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah. Eddy mencontohkan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang menyediakan lahan parkir hingga bakso serta sejumlah makanan gratis untuk jamaah yang menghadiri acara hari lahir 1 abad NU. Eddy bersyukur dan menilai kekompakan itu menjadi inspirasi untuk saling mendukung dan membangun kolaborasi.

Saya kira inilah wajah Islam Indonesia yang diwakili Muhammadiyah dan NU. Bahu-membahu, kolaborasi dan saling mendukung untuk bersama membangun Indonesia yang lebih baik lagi, kata Eddy dalam keterangannya yang diterima Redaksi Rabu kemarin.

Eddy berharap momentum abad kedua NU bisa terus mencerahkan umat, bangsa, dan peradaban dunia. Ia hakulyakin kekompakan NU dan Muhammadiyah merupakan refleksi dari kolaborasi di level provinsi, kabupaten, kecamatan, hingga desa.  Kekompakan yang kita lihat di harlah 1 Abad NU adalah refleksi dari Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang juga bisa kita temukan di tingkat provinsi sampai desa, ujarnya. (gas/wis)

No More Posts Available.

No more pages to load.