Ambrose Lee (36) yang menyadari gejala pertama kali pada Juli 2022, kala itu jantungnya berdebar-debar dan ia mengeluhkan sesak napas. Lee bahkan merasa sangat lelah setelah berjalan dalam jarak dekat. Dia sempat berpikir keluhan yang dialaminya berkaitan dengan pasca Covid-19, mengingat dirinya juga pernah terpapar.
Karena merasa ada yang tak beres, Lee menemui dokter umum, tetapi saat itu tidak ditemukan sesuatu yang abnormal. Meski begitu, Lee tetap dirujuk ke Rumah Sakit Umum Ng Teng Fong untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Di sana, dokter melakukan serangkaian tes darah dan menemukan jumlah sel darah merah Lee sangat rendah.
Awalnya, dokter menduga talasemia, kelainan darah bawaan yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi hemoglobin dan sel darah merah sehat. Mereka memberikan infus zat besi, tetapi kadar zat besinya tetap sangat rendah.
“Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan perdarahan internal, yang mendorong dokter untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Lee, pekerja lepas di bidang psikologi.
Selama beberapa hari, ia menjalani beberapa skrining (pemindaian). Pemindaian tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan internal. Sebagai langkah terakhir, dokter melakukan kolonoskopi dan endoskopi bagian atas untuk memeriksa kelainan pada saluran pencernaan dan usus besarnya.
Selama prosedur tersebut, mereka menemukan tumor di usus besarnya. Lee kemudian diberi tahu bahwa ia terkena kanker usus besar stadium dua.
Tidak seperti pasien kanker kolorektal pada umumnya, yang mengalami gejala seperti perubahan kebiasaan buang air besar, darah dalam tinja atau ketidaknyamanan perut, Lee tidak memiliki tanda-tanda peringatan yang jelas ini.
“Satu-satunya indikasi adalah perasaan terus-menerus buang air besar tidak tuntas, yang telah saya alami setidaknya selama enam bulan sebelum diagnosis saya. Meskipun buang air besar secara teratur dan normal, saya sering merasa bahwa usus saya tidak sepenuhnya kosong,” kata pria berusia 39 tahun itu.
Selama operasi, dokter menemukan kanker telah menyebar ke luar usus besar hingga ke kelenjar getah beningnya. Hal ini menyebabkan diagnosis kanker kolorektal diperbarui, menjadi sudah di stadium 3, yang mengharuskan pengangkatan separuh usus besarnya. Setelah operasi, ia menjalani delapan siklus kemoterapi selama enam bulan.
Lee hanya salah satu dari semakin banyaknya orang dewasa muda yang didiagnosis dengan kanker kolorektal.det