YOGYAKARTA| DutaIndonesia.com – Bank Indonesia (BI) Jatim mengajak rombongan media mengunjungi Desa Wisata Pentingsari, Kec Cangkringan, Kabupaten Sleman, salah satu dari sekian banyak Desa Wisata yang berkembang di wilayah Yogyakarta. Kunjungan ini bagian dari dukungan terhadap langkah strategis pemerintah dalam mengakselerasi kinerja pariwisata nasional.
Berlokasi di kawasan lereng gunung Merapi (salah satu gunung teraktif di dunia/rawan bencana) dengan jarak hanya 12,5 km dari puncak Gunung Merapi dan jarak tempuh 22,5 km dari pusat Kota Yogyakarta, Desa Pentingsari kini telah menjelma menjadi desa yang kerap dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri.
Bahkan berhasil meraih penghargaan Pariwisata Berbasis Masyarakat Terbaik se-ASEAN dalam gelaran ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023. Tak lagi menjadi dusun miskin dengan tingkat ekonomi dan pendapatan masyarakat yang rendah seperti pada tahun 1990-an.
Mengangkat tema Desa Wisata Alam, Budaya dan Pertanian yang Berwawasan Lingkungan, Desa Wisata Pentingsari menawarkan kegiatan wisata pengalaman berupa pembelajaran dan interaksi tentang alam, lingkungan hidup, pertanian, perkebunan, wirausaha, kehidupan sosial budaya, aneka seni tradisi dan kearifan lokal yang masih mengakar kuat di masyarakat dengan suasana khas pedesaan di lereng Gunung Merapi.
Pengurus Villa Lembah Merapi, Noval Alarik menjelaskan kondisi geografis Desa Pentingsari dulunya cukup terpencil karena kesulitan akses ke wilayah sekitarnya dan kondisi lahan yang kurang subur.
Namun dengan semangat gotong royong dalam merawat alam, lingkungan hidup dan kearifan lokal yang diajarkan dan dilakukan oleh tokoh masyarakat generasi sebelumnya, telah membuahkan hasil dengan melimpahnya kekayaan alam, vegetasi, hasil bumi dan kehidupan sosial budaya masyarakat pedesaan yang tetap terjaga dengan baik hingga saat ini.
“Kami ingin memberi nilai tambah pada kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat desa, namun dengan tetap mempertahankan tradisi, kearifan lokal dan budaya masyarakat. Tetapi juga harus mampu membuka diri dan membangun interaksi positif dengan masyarakat dari luar. Dengan berbagai keterbatasan dan hanya bermodal semangat dan dukungan berbagai pihak, kami memberanikan membangun Desa Pentingsari dengan harapan ingin maju sejajar dengan desa-desa lainnya,” katanya menceritakan awal masyarakat setempat bangkit.
Ditambahkan Wanto, pengurus Desa Pentingsari, melalui Desa Wisata ternyata mampu memberikan efek yang luar biasa bagi masyarakat, karena dapat mengakomodasi semua komponen masyarakat untuk aktif bergerak sebagai pelaku utama (subjek) dan bukan hanya sebagai objek. Selain itu juga dapat mengajak berbagai pihak lain, baik pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam membangun Desa Wisata.
“Kami libatkan masyarakat berperan aktif mengelola, melestarikan lingkungan dan mengajak mereka bersama-sama untuk memiliki kebanggaan terhadap desanya sendiri. Sekarang kami memiliki wisata lengkap, ada wisata alam, kuliner tradisional. Ada pertunjukan seni tradisional dan kearifan lokal mulai membatik, tanam padi dan banyak lagi. Dukungan berbagai pihak juga sangat membantu kami bisa berkembang,” katanya.
Setelah mendapatkan pendampingan, bantuan pengembangan SDM dan fasilitas pariwisata dari berbagai pihak, tingkat kunjungan wisatawan ke Desa Pentingsari terus meningkat.
“Tiap warga di sini rata-rata punya homestay mulai yang sederhana hingga VIP. Wisatawan tidak hanya numpang tidur, tetapi bisa mengikuti berbagai aktivitas dan membaur dengan penduduk sekitar. Kunjungan wisatawan akan meningkat saat weekend dan libur nasional,” katanya.
Beberapa tempat yang bisa dikunjungi di Desa Pentingsari antara lain Kaliurang dan Kali Kuning dengan pemandangan landscape Merapi yang indah. Pancuran Sendangsari yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Batu Luweng yang menjadi saksi perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Atau bisa naik ATV (All Terrain Vehicle) alias motor segala medan, menyusuri jalan terjal yang biasa dilalui petani saat mengangkut hasil pertanian dan sungai-sungai di sekitar desa.
Pemilik Omah Lembah Merapi, Rafiatul mengatakan banyak warga luar Yogyakarta hingga warga asing yang berkunjung di Desa Pentingsari saat libur. Mereka juga menginap di homestay milik warga. Termasuk homestay yang dikelolanya yang berdiri di atas lahan 2.000 m2. “Kami menyiapkan kamar VIP untuk para tamu yang ingin menikmati suasana desa. Konsep kami memang menyatu dengan alam,” katanya.
Omah Lembah Merapi mengusung konsep back to nature yang didesain untuk menghadirkan rasa tenang dan teduh melalui pemandangan yang indah, baik dari dalam maupun di luar rumah. Penggunaan bata merah dan kayu jati ukir sebagai material utama menyatu dengan nuansa alami lingkungan sekitarnya dan tamu bisa belajar tentang alam, lingkungan, pertanian, perkebunan, kewirausahaan, kehidupan sosial budaya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Direktur BI Jatim Firman Hidayat menegaskan komitmen Bank Indonesia dalam mengakselerasi peningkatan inklusivitas destinasi melalui sinergi pengembangan Desa Wisata dan UMKM pendukung pariwisata, termasuk pengembangan pelaku usaha kreatif.
“Mendorong pariwisata merupakan salah satu tugas penting BI dalam menjaga stabilitas rupiah. Karena pariwisata itu selain membuka lapangan kerja juga bisa meningkatkan devisa dan valuta asing masuk ke Indonesia,” jelasnya.
Firman menjelaskan Bank Indonesia juga berkomitmen memperkuat sinergi dengan pemerintah baik pusat dan daerah untuk mendorong kinerja pariwisata dengan mengoptimalkan seluruh kantor perwakilan Bank Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri.
Hal ini antara lain dilakukan melalui penguatan advokasi dan kajian, pengembangan UMKM, digitalisasi sistem pembayaran pendukung pariwisata, serta promosi investasi pariwisata melalui Investor Relations Unit (IRU)-Regional Investor Relations Unit (RIRU)-Global Investor Relations Unit (GIRU).
“Di Jatim kami juga telah mendorong pengembangan Desa Wisata serupa, serta terus mempromosikan destinasi potensial seperti wisata Bromo. Kami terus bersinergi dari berbagai pihak,” katanya. (tis)