SURABAYA | DutaIndonesia.com – Hujan mengguyur sejumlah daerah di Jawa Timur belakangan ini. Padahal masih dalam musim kemarau. Anomali cuaca ini membuat potensi hujan terjadi. Bahkan terjadi hujan yang cukup lebat. Termasuk beberapa hari ini hujan juga mengguyur Kota Surabaya.
Teguh Tri Susanto, S.Si, MT, Koordinator Bidang Data dan Informasi, di Stasiun Meteorologi Kelas I, Juanda, Sidoarjo, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menjelaskan bahwa untuk sebagian besar wilayah di Jawa Timur dari perkiraan klimatologi atau iklim masih dalam masa musim kemarau.
Namun potensi hujan terjadi. Bahkan beberapa hari lalu hujan terjadi di beberapa wilayah di Jatim, semisal Jember, Pasuruan, Lumajang, sebagian wilayah Surabaya, dan sejumlah daerah lain.
Menurut Teguh Tri Susanto, potensi hujan yang terjadi beberapa hari terakhir lebih disebabkan oleh adanya pengaruh dari gelombang Rosby serta anomali suhu muka laut.
Hingga beberapa hari ke depan sejumlah wilayah di Jatim masih akan diguyur hujan.
Menurut Teguh, Rosby atau dalam bahasa asingnya Equatorial Rossby (ER) adalah suatu fenomena gelombang yang terjadi di fluida (atmosfer /lautan) yang berotasi secara berpasangan bergerak ke arah barat di sekitar kawasan equator menyebabkan wilayah yang dilaluinya terjadi cuaca buruk.
Ditambahkan Teguh, bahwa Equatorial Rossby ini memiliki karakteristik membawa massa udara bersifat basah.
“Dengan karakteristik yang dimiliki oleh gelombang Equatorial Rossby ini akan sering mengalami kondisi cuaca hujan atau setidaknya mendung,” beber Teguh.
Cuaca demikian disikapi sejumlah masyarakat dengan pesimis. Sejumlah petani pekebun mangga terutama di Jombang dan sejumlah daerah lainnya mengaku sangat cemas.
Betapa tidak, tanaman mangga mereka baru saja masuk masa bunga. Jika terkena hujan, maka bunga mangga tidak akan jadi buah.
“Kalau begini kita akan merugi dan tanaman mangga ini bakal tidak berbuah. Sudah kita bantu dengan zat penguat bunga, tapi kekuatan air hujan tetap merontokkan bunga,” ujar Subandi, petani mangga di kawasan Jombang.
Di Surabaya, hujan dan cuaca yang anomali dengan udara basah itu juga mencemaskan sebagian masyarakat yang memiliki anak kecil karena potensi sakit flu saat perubahan cuaca.
“Kita berdoa flu itu karena perbedaan suhu saja dan cuaca anomali, bukan karena Covid-19,” tukas Kuncoro, warga Surabaya Barat. (ndc/ima)