Healthy: Pahami Antara Henti Jantung dan Serangan Jantung

oleh
aktor park min jae
Aktor Korea Selatan Park Min Jae dikabarkan meninggal dunia karena henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest).

 

Baru-baru ini, aktor Korea Selatan Park Min Jae dikabarkan meninggal dunia karena henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest). Apa itu henti jantung mendadak, apa bedanya dengan serangan
jantung?

KABAR meninggalnya bintang drama korea (drakor) yang terakhir kali membintangi My Damn Business
itu mengingatkan pada kematian Marissa Haque. Aktris, politisi, dan akademisi, istri roker Ikang Fawzi ini
meninggal mendadak dan keluarga mengasumsikan karena henti jantung.

Henti jantung merupakan salah satu dari beberapa jenis penyakit jantung yang umum didengar
masyarakat. Namun, ternyata masih banyak yang salah mengira bahwa kondisi medis tersebut sama
dengan serangan jantung.

Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Erta Priadi Wirawijaya SpJP, menjelaskan henti jantung
merupakan kondisi saat jantung berhenti bekerja secara tiba-tiba. Kondisi ini terjadi karena adanya
masalah listrik pada jantung yang menyebabkan gangguan irama (aritmia) tidak beraturan. Akibatnya,
darah yang dibutuhkan oleh banyak organ tubuh jadi tidak terdistribusikan dengan baik. Hal ini cukup
fatal dan dapat mengakibatkan seseorang berhenti bernapas.

“Kondisi ini akhirnya membuat jantung tidak bisa memompa darah ke otak, paru-paru, atau organ lain.
Dalam hitungan detik, seseorang akan kehilangan kesadaran dan tidak bernapas,” jelas dr Erta
sebagaimana dikutip detikcom.

Sudden cardiac arrest atau henti jantung bisa dialami oleh lanjut usia (lansia) bahkan usia muda. Seperti
Park Min Jae yang masih 32 tahun.

Pada pasien henti jantung, harus segera mendapatkan resusitasi jantung paru (CPR) atau penggunaan
defibrilator saat itu juga. Jika tidak segera mendapat penanganan, pasien bisa mengalami kematian
dalam hitungan beberapa menit.

Henti jantung biasanya muncul tanpa tanda-tanda peringatan dan sering kali berujung pada kematian
jika tidak segera ditangani. Kondisi yang juga dikenal sebagai sudden cardiac death (SCD), yang membuat
seseorang bisa meninggal mendadak, bahkan dalam kondisi tidur seperti yang diduga terjadi pada
Marissa Haque.

Akan halnya serangan jantung (infark miokard), menurut Erta serangan jantung umumnya tidak
langsung membuat pasien meninggal dunia. Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika aliran
darah ke otot jantung terhambat. Ada sejumlah gejala yang bisa dialami, seperti nyeri dada hebat,
keringat dingin, mual, dan muntah.

Namun, pada kondisi serangan jantung biasanya gejala akan berlangsung selama beberapa jam, hari,
atau minggu sebelum serangan terjadi. “Beda dengan henti jantung, biasanya serangan jantung itu tidak
membuat jantung berhenti berdetak dan masih bisa memompakan darah. Tapi semakin lama tidak
ditangani, bisa semakin besar kerusakannya,” terang Erta.

Terkait penangananya, pasien yang mengalami serangan jantung harus segera dibawa ke rumah sakit
untuk dilakukan revaskularisasi.

Dikutip dari Science Alert, serangan jantung umumnya disebabkan penyumbatan arteri koroner.
Sebanyak 75% kasus diakibatkan oleh aterosklerosis atau kondisi ketika jaringan lemak dan fibrosa

menumpuk di dinding arteri koroner sehingga membentuk plak.Plak tersebut akhirnya menyumbat
pembuluh darah atau dalam beberapa kasus menyebabkan pembentukan bekuan darah.

Aterosklerosis dapat terjadi dalam proses jangka panjang. Ini biasanya berkaitan dengan tekanan darah
tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, stres, gen, dan pola makan.

Faktor lainnya yang bisa memicu serangan jantung, termasuk kejang arteri koroner, trauma dada, atau
kondisi apapun yang mengurangi aliran darah ke otot jantung. Berkurangnya aliran darah itu dapat
menyebabkan otot jantung tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi.

Jika serangan jantung tidak segera ditangani, dapat memicu komplikasi irama jantung yang akhirnya
berujung pada henti jantung.

Walaupun berbeda, serangan jantung dan sudden cardiac arrest adalah masalah serius yang sama-sama
harus ditangani secara tepat.

Faktor Pemicu

Dikutip dari laman siloamhospital, ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya henti jantung, di
antaranya:

-Memiliki riwayat masalah jantung, seperti penyakit kardiomiopati, jantung koroner
-Obesitas
-Sleep apnea atau gangguan tidur yang menyebabkan henti napas sementara saat tidur. Beberapa
penyebab di antaranya obesitas, ukuran lingkar leher, alur napas menyempit
-Tekanan darah tinggi (hipertensi)
-Gaya hidup tidak sehat, seperti memiliki kebiasaan merokok, kurang bergerak, mengonsumsi makanan
tidak sehat, dan sebagainya
-Kadar kalium dan magnesium dalam darah yang tidak seimbang

Gejala

Umumnya, gejala henti jantung adalah pasien mengalami hilang kesadaran atau pingsan secara
mendadak. Selain itu ada gejala lain yang dapat mengawali terjadinya, di antaranya:

-Terasa nyeri di bagian dada
-Sesak napas
-Lemas dan pusing
-Jantung berdebar secara tidak normal

Untuk mencegah terjadinya sudden cardiac arrest atau henti jantung, mereka yang memiliki faktor risiko
seperti di atas, hendaknya melakukan pemeriksaan jantung secara rutin. (ret,ins)

No More Posts Available.

No more pages to load.