Ketika Allah SWT Tantang Jin & Manusia Membuat Semisal Al Qur’an

oleh

 

SURABAYA | DutaIndonesia.com – Allah SWT telah menyatakan bahwa kitab suci Al-Qur’an itu tidak ada lagi keraguan padanya. Al-Quran adalah wahyu yang benar-benar datang dari Allah. Al-Quran adalah mu’jizat yang di dalamnya terdapat petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.

Hal ini ditegaskan oleh Prof DR KH Asep Saefuddin Chalim MA, pada para santrinya saat menjelaskan kajian kitab kuning, di Ponpes Amanatul Ummah Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya, Rabu, 20 November 2024.

“Karena itu, Al-Qur’an sebagai wahyu dan mu’jizat, tidak akan dapat ditiru oleh siapa pun, meskipun manusia dan jin itu mengerahkan semua ahli sastra, berkumpul dan bersekongkol membuat semisal Al Qur’an,” tegas Kiai Asep.

Tetapi dalam kenyataan, masih ada manusia yang memiliki keraguan terhadap kebenaran Al-Qur’an, bahkan mereka menyatakan bahwa Al-Quran itu hanyalah karangan Nabi Muhammad SAW. Padahal Beliau tidak dikenal sebagai seorang yang sanggup menyusun rangkaian kata yang begitu tinggi mutunya atas kehendaknya sendiri, dan tidak pula terkenal sebagai seorang penyair yang sanggup menyusun rangkaian kata sastra.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
Artinya: “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 23).

Pada ayat ini Allah SWT menantang kepada orang-orang musyrik, orang-orang munafik dan orang-orang kafir yang meragukan kebenaran Al-Quran dengan menyatakan : “Jika kamu sekalian masih ragu ragu tentang kebenaran Al-Quran dan menyatakan Al-Quran itu buatan Muhammad, maka cobalah membuat sebuah kitab yang serupa dengan Al-Quran, walaupun hanya satu surat saja. Kalau benar Muhammad yang membuatnya, tentu kamu sanggup pula membuatnya karena kamu pasti sanggup melakukan segala perbuatan yang sanggup dibuat oleh manusia. Ajak pulalah penolong-penolong kamu, berhala-berhala yang kamu sembah, pembesar-pembesarmu, bersama-sama dengan kamu membuatnya karena kamu mengakui kekuasaan dan kebesaran berhala-berhala dan pembesar-pembesarmu itu.”

“Kalau itu dilakukan nak, maka dipastikan tidak akan bisa, tidak akan mampu. Karena setiap surat, setiap kalimat bahkan setiap kata di Al Qur’an, itu mengandung arti dan makna yang sangat tinggi. Baik dilihat dari esensi, sastra, ilmu pengetahuan, dlsb. Selain itu, surat, kalimat dan kata-kata dalam Al Qur’an tersebut, juga memiliki syafaat (penolong), syifa (penyembuh) dan khasiat-khasiat lainnya.,” jelas Kiai Asep. “Dan Allah akan menjaga kemurnian Al Qur’an,” lanjut Kiai Asep.

Dijelaskan oleh Kiai Asep, di zaman Rasulullah di Mekkah ataupun di Madinah, tidak sedikit ahli-­ahli syair dan ada pula tukang mantra (kahin) yang dapat mengeluarkan kata-kata tersusun. Namun tidak ada satupun yang dapat menandingi Al-Qur’an. Bahkan sampai pada jaman berikutnya pun, banyak pujangga-pujangga besar. Namun, merekapun tidak sanggup mengadakan tandingan dari Al­Qur’an.

Menurut Dr. Thaha Husain, pujangga Arab yang terkenal dan diakui kesarjanaannya dan diberi gelar Doctor Honoris Causa oleh beberapa Universitas Eropa, sebagian Universitas di Spanyol, Italia, Yunani, yaitu sesudah dicapainya Ph.D. di Sarbonne, mengatakan bahwa bahasa Arab itu mempunyai dua macam sastra, yaitu prosa (manzhum) dan puisi (mantsur). Ia menegaskan bahwa Al-Qur’an itu bukan prosa dan bukan pula puisi, tetapi ya Al-Qur’an, yang melebihi keduanya.

Dengan demikianlah maka bagi orang-orang beriman, semakin mendalami Al-Quran, semakin mempelajari sastra-sastranya dan tingkatan-tingkatan kemajuannya, akan semakin mengakui keistimewaan Al-Quran itu memang tak tertandingi. Serta semakin bertambah yakinlah bahwa memang tidak dapat dikemukakan satu suratpun untuk menandingi Al-Qur’an.

“Jadi anak-anakku sekalian, sudah faham ya, bahwa Al Qur’an itu memang kalamullah. Dan karena menjadi pedoman hidup manusia, memiliki makna yang dalam memiliki syafaat yang banyak, usahakan membacanya setiap hari. Nggak bisa satu jus , ya satu surat. Nggak sempat satu surat ya satu halaman. Begitu seterusnya hingga khatam. Tak perlu disuruh guru atau ustadz, biasakan baca setiap hari. InsyaAllah kalian akan selalu mendapatkan taufik, hidayah dan syafaat Qur’an,” kata Kiai Asep mengakhiri pengajiannya. (Moch. Nuruddin).

No More Posts Available.

No more pages to load.