KJRI New York – BP2MI Cari Terobosan Pasar Kerja di Amerika: Banyak Lowongan Pekerjaan, Tapi Selanjutnya Ya Buka Usaha

oleh

KJRI New York bekerja sama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengadakan acara diskusi BP2MI dengan diaspora Indonesia tentang sosialisasi kebijakan penempatan dan perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri Senin tanggal 20 September 2021. Sejumlah hal menarik dibahas dalam acara ini. Mereka mencari terobosan agar PMI mendapatkan pasar pekerjaan yang baik di Amerika Serikat.

Oleh Gatot Susanto

SYARIF SYAEFULLOH bersyukur bekerja di CHOP (Children Hospital Of Philadelphia) bagian Cook. Gajinya lumayan bagus. Pekerjaannya sesuai dengan keahlian dan hobinya. Namun demikian, seorang Cook Profesional sangat membutuhkan skill tersendiri, karena  bagian Cook di tempatnya bekerja ada 24 posisi dengan berbagai masakan yang berbeda. 

 “Di tempat saya bekerja di CHOP (Children Hospital Of Philadelphia), ada 24 posisi dengan berbagai masakan berbeda sehingga memang diperlukan keahlian. Dan lebih dari 30 orang Cook yang bekerja secara profesional di sini,” kata pria asal Magelang Jawa Tengah yang biasa disapa Pak Tani Philadelphia ini kepada DutaIndonesia.com dan Global News Rabu 22 September 2021. Syarif dan keluarganya sekarang menetap di Kota Philadelphia negara bagian Pensylvania. 

Syarif Syaefulloh alias Pak Tani Philadelphia.

Pak Tani–panggilan karibnya– mengatakan, secara umum gaji PMI di Amerika bervariasi tergantung kota tempatnya bekerja. Sama dengan di Indonesia, UMR setiap kota juga berbeda. Berbeda pula untuk PMI yang memiliki skill khusus yang bisa bekerja secara profesional. 

“Untuk gaji secara umum per jam antara $10 sampai $35. Untuk gaji cook juga sangat bervariasi dan juga benefitsnya. Sebagai contoh, cook di restoran, hotel dan rumah sakit juga bervariasi. Start untuk restoran bisa $12, hotel $18 dan rumah sakit $25. Tapi untuk rumah sakit  kenaikan gajinya lebih cepat,” katanya.

Bagaimana dengan jenjang karier PMI di tempatnya bekerja? Menurut Pak Tani, sekarang mulai banyak PMI menempati posisi strategis baik di perusahaan swasta maupun di pemerintahan. Tapi jumlah itu masih sedikit bila dibanding penduduk lokal. 

“Di Amerika banyak lowongan kerja, tapi kebanyakan PMI tidak mengejar karier. Kecuali yang memang sudah mapan di pekerjaannya ya. Yang jelas, teman-teman PMI bekerja di orang lain hanya sementara. Sebab, kebanyakan ingin membuka usaha sendiri,” katanya.

Karena itu, kata Syarif, dua hal itu perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Selain membutuhkan peningkatan kualitas skill dan peningkatan kesejahteraannya, PMI juga ingin merintis usaha sendiri.     

“Saya mengapresiasi terobosan KJRI New York yang bekerja sama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mendiskusikan masalah ini. Ini suatu terobosan yang sangat positif. Saya kemarin diundang, tapi karena kesibukan tidak bisa hadir dalam acara diskusi tersebut,” kata Syarif. 

Pria yang memiliki kebun pertanian bernama Haiqal’s Garden yang menjadi tempat mengedukasi gemar menanam sayuran organik  di Philadelphia ini mengatakan, dulu dirinya sempat hadir sewaktu acara yang sama menghadirkan Nusron Wahid yang saat itu menjabat Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

“Saat itu, sekitar empat tahun lalu, Beliau datang ke Amerika juga membahas masalah semacam itu. Tapi saya belum tahu perkembangannya, apa sudah ada kerjasama dalam hal ketenagakerjaan antara RI dan Amerika. Yang jelas ini sangat membantu para PMI,” kata Syarif.

Hal senada dikatakan Mustari Siara. Mantan aktor dalam perfilman Indonesia yang sekarang tinggal di New York ini mengatakan, bahwa keterlibatan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini KJRI New York, yang bekerjasama dengan BP2MI, sangat penting. 

“Betul,  ada nilai tambah dengan hadirnya Pemerintah,” katanya kepada DutaIndonesia.com dan  Global News, Rabu (22/9/2021).

Pertemuan untuk mencari terobosan bagi penempatan PMI di pasar kerja Amerika itu bisa membuka peluang sangat besar. Termasuk bagi diaspora Indonesia di Amerika. “Ini  karena PMI mempunyai ketekunan luar biasa.  Sekali mendapatkan kesempatan di satu pekerjaan tetap akan mempertahankannya,” katanya.

No More Posts Available.

No more pages to load.