Sri Martuti, PMI di Hongkong, Terbitkan Buku Antologi Bersama Penerbit Singapura

oleh

HONGKONG|DutaIndonesia.com – Sri Martuti, warga negara Indonesia yang sekarang tinggal di Hongkong, bersama sejumlah perempuan penulis lain dari berbagai negara, meluncurkan buku bertajuk “#myvoice. Perempuan yang biasa dipanggil Judy Houyai ini merupakan koordinator Forum Komunitas Cilacap-Hongkong.

“Tiba-tiba saya dihubungi oleh publisher dari Singapura untuk ikut join menulis di sana. Penerbit di Singapore itu menerbitkan buku antologi. Penulisnya kebanyakan dari Australia, India, England, USA, Netherlands, dan lain-lain. Yang dari Indonesia dan PMI (pekerja migran Indonesia) hanya saya,” kata Sri Martuti kepada DutaIndonesia.com Sabtu 12 Februari 2022.

Buki English version ini merupakan buku ke-4 karya Judy. “Semua buku itu masih antologi. Namun saya ingin sekali bikin buku sendiri yang bukan antologi. Buku yang semua isinya saya tulis sendiri,” katanya.

Judy mengatakan, buku kali ini pun isinya tak jauh dari motivasi dan inspirasi. Kebanyakan isinya bercerita tentang kisah nyata. Kisah yang menggambarkan kekuatan dan ketangguhan seorang perempuan. Khususnya perempuan tangguh sebagai PMI, atau dulu dikenal sebagai TKW.

Baca Berita Terkait: Kisah Sedih Mantan PMI ‘Recognized Paper’ di Hongkong Sungguh Memilukan

Melalui buku, Judy juga ingin menjadi perempuan migran yang berjuang melalui literasi. Memberdayakan dan mencerahkan perempuan lain khususnya PMI melalui literasi. Melalui buku. Lewat karya tulisnya.

“Buku-buku saya semuanya tentang kekuatan dan ketangguhan perempuan migran. Tapi baru buku yang ke-4 ini yang antologi versi Inggris dan diterbitkan oleh publisher asing,” katanya.

Saat ini, sebagai koordinator Forum Komunitas Cilacap-Hongkong, Judy atau Sri Martuti banyak menangani kasus-kasus yang melibatkan PMI. Misalnya kasus orang Indonesia di Hongkong berstatus Recognized Paper alias pengungsi. Mengapa disebut pengungsi? Sebab sejatinya orang itu bukan PMI lagi, bukan warga negara Indonesia, sebab sudah melepas kewarganegaraannya. Orang itu juga bukan warga negara Hongkong. Dia stateless, tanpa kewarganegaraan. Jumlah orang Indonesia seperti ini banyak di Hongkong. Nasibnya tidak jelas. Karena itu, Judy bersama sejumlah WNI lain yang peduli berusaha menolong mereka.

Salah satunya bernama Rasinem, warga Cilacap, yang baru saja meninggal di Hongkong. Jenazah Rasinem sudah diserahkan ke KBRI dan dimandikan di pemulasaran jenazah Happy Valley Jumat (11/2/2022) kemarin. Selanjutnya jenazah Rasinem akan diterbangkan ke Indonesia untuk dimakamkan di Cilacap Jawa Tengah.

Selain membantu para PMI dan pengungsi, Judy juga sering mengisi acara seminar dan pelatihan tentang PMI. Tujuannya untuk semakin memberdayakan PMI, baik saat menjadi PMI atau saat kembali ke Tanah Air, agar hidupnya lebih sejahtera bersama keluarganya. (gas)

No More Posts Available.

No more pages to load.