SURABAYA | DutaIndonesia.com – Selain sholat wajib lima waktu, ummat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sholat Rawatib. Sholat rawatib ialah salat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan sebelum ataupun sesudah menjalankan sholat fardu lima waktu.
Dan sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah merupakan bagian dari salat rawatib. “Sepanjang hidupnya, Rasulullah SAW, selalu melaksanakan sholat rawatib,” kata Prof DR KH Asep Saefuddin Chalim MAg, pengasuh Ponpes Amanatul Ummah kepada para santrinya, pada acara Ngaji Kitab Kuning Subuh pagi, 9 Oktober 2024 di Siwalan Kerto, Wonocolo, Surabaya.
Dijelaskan oleh Kiai Asep, sholat rawatib kerap disebut sebagai sholat tathawwu’, yakni sholat yang waktu pelaksanaannya terikat dengan pengerjaan salat fardu lima waktu.
Hukum sholat rawatib adalah sunnah muakkad atau sunah yang sangat dianjurkan. Berdasarkan waktu pelaksanaannya tersebut, salat rawatib dapat dibedakan menjadi dua, yakni salat sunah qobliyah dan ba’diyah.
Salat Qobliyah
Salat qobliyah merupakan salat rawatib yang dikerjakan umat Islam sebelum melaksanakan salat fardu. Adapun yang termasuk salat sunah qobliyah di disebutkan oleh Kiai Asep sebagai berikut:
Dua rakaat sebelum salat Subuh.
Dua rakaat sebelum salat Zuhur.
Dua rakaat sebelum salat Asar.
Dua rakaat sebelum salat Isya.
Salat Ba’diyah
Sedang untuk sholat ba’diyah merupakan salat rawatib yang dikerjakan umat Islam sesudah menjalankan salat fardu seperti berikut:
Dua rakaat sesudah salat Zuhur.
Dua rakaat sesudah salat Magrib.
Dua rakaat sesudah Isya.
Adapun pelaksanaan sholat tersebut dilakukan secara munfarid atau secara sendiri (tak berjamaah). Di samping itu, posisi pelaksanaan sholat sunah qobliyah dan ba’diyah juga dianjurkan untuk diubah sedikit (bergeser sedikit) agar tidak sama seperti posisi saat menunaikan salat fardu.
Selain berhukum sunnah muakkad, pelaksanaan salat rawatib juga memiliki hukum ghairu muakkad, yakni salat sunah yang tak terlalu dianjurkan. Misalnya, pelaksanaan 4 rakaat qobliyah Asar, 2 rakaat qobliyah Magrib, 2 rakaat qabliyah Isya, dan 4 rakaat qobliyah dan ba’diyah Zuhur (hanya 2 rakaat yang berhukum sunnah muakkad).
Niat Sholat Sunah Qobliyah Subuh
Seperti yang telah dijelaskan bahwa salah satu contoh salat sunah rawatib, yakni salat sunah qabliyah Subuh. Untuk mempermudah pemahaman tentang sholat rawatib yang satu ini, berikut bacaan niat salat sunah qobliyah subuh yang harus dilafalkan:
“Usholli sunnatash subhi rak’ataini qobliyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta’aala.”
Artinya: “Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum subuh dua rakaat, menghadap Kiblat karena Allah Ta’ala”.
Waktu Salat Qobliyah Subuh
Setelah mengetahui bacaan niat sholat qabliyah subuh, penting bagi umat Islam untuk mengetahui waktu pelaksaanan amalan sunah yang satu ini.
Bagi sebagian orang, terdapat perbedaan pendapat mengenai sholat sunah qabliyah subuh dengan salah sunah fajar. Tak sedikit dari yang menganggap salat qabliyah subuh dan salat sunah fajar adalah dua jenis amalan tersendiri.
Namun sebagian ulama mengatakan sholat sunah qabliyah subuh dan salat sunah fajar merupakan amalan sunah yang sama.
Sebab, pelaksanaan salat sunah qabliyah Subuh dilaksanakan sebelum waktu Subuh tiba. Itulah sebabnya, salat rawatib yang satu ini sering disebut juga dengan salat sunah fajar.
Selain itu, salah sunah qabliyah Subuh juga dinamakan sebagai salat sunah dua rakaat fajar (rak’aata al-fajr).
Tata Cara Salat Qobliyah Subuh
Takbiratul Ihram. Lalu membaca surah al-Fatihah dilanjutkan salah satu surah dalam Al-Qur’an (dianjurkan surah al- Kafirun, surah al-Ikhlas, surah al-Baqarah ayat 136, dan surah Ali Imran ayat 52).
Kemudian rukuk dan iktidal.
Dilanjutkan sujud pertama, duduk di antara dua sujud, sujud kedua rakaat pertama.
Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca Surah al-Fatihah hingga sujud kedua. Duduk tasyahud, lalu mengucapkan salam pada rakaat kedua.
Keutamaan Salat Qobliyah Subuh
1. Mendapat pahala lebih baik dari dunia dan segala isinya
Keutamaan salat sunah qabliyah Subuh pertama, yakni mendapat kebaikan yang nilainya lebih dari dunia dan isinya. Hal itu didasarkan pada sebuah hadis bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Dua rakaat fajar (salat sunah qobliyah Subuh) itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725).
Itulah sebabnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk senantiasa mengamalkan ibadah wajib maupun sunah dengan harapan mendapat ridha dari-Nya.
2. Mendapat pahala yang berlimpah
Allah menjamin setiap amalan baik akan diganjar dengan pahala dan mampu mendatangkan kebaikan. Pun demikian halnya dengan salat sunah qabliyah subuh. Sebab, Allah SWT memberi pahala yang berlimpah ke seorang muslim yang senantiasa mengamalkannya dengan tulus dan ikhlas.
3. Melihat Allah SWT
Dalam sebuah hadist diceritakan, salah seorang Sahabat berkata: “Kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ketika melihat bulan purnama. Beliau berkata, ‘Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhalang dalam melihatnya. Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah melakukan salat sebelum terbit matahari dan salat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas menunjukkan betapa dahsyatnya amalan sunah qabliyah Subuh. Sebab, Rasulullah menyebutkan bahwa setiap muslim yang rutin menjalankan amalan salat sunah, insyaAllah akan bertemu dengan Allah SWT. Wallahu a’lam bisshawab.(Moch. Nuruddin)