SURABAYA| DutaIndonesia: “Anak-anak, kalau kalian masuk masjid (sudah memiliki wudhu) hendaknya jangan duduk dulu. Langsung dirikan sholat dua rokaat, untuk menghormati masjid. Namanya sholat tahayatul masjid,” kata Prof DR KH Asep Saifuddin Chalim, Pendiri dan Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, saat memberikan Pengajian Kitab Kuning – Subuh Hari, Senin, 11 Oktober 2024, di Ponpes Amanatul Ummah, Siwalan Kerto, Wonocolo, Surabaya.
Dijelaskan oleh Kiai Asep, Sholat ini hukumnya sunnah mu’akad (sunnah yang dianjurkan). Secara bahasa, sholat sunnah tahiyatul masjid dapat diartikan sebagai sholat sunnah dalam rangka menghormati masjid. Sementara secara terminologi artinya, sholat sunnah yang dilakukan saat seseorang memasuki masjid dan hendak berdiam diri di dalamnya.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Apabila seseorang di antara kamu masuk ke dalam masjid, maka hendaklah ia melakukan shalat dua raka’at sebelum duduk.” (HR Bukhari).
Waktu Sholat
Tak ada waktu khusus dalam melaksanakan sholat tahiyatul masjid. Ibadah sunnah ini bisa dilakukan di siang maupun malam hari, saat seorang muslim masuk masjid.
Menurut Imam Nawawi, sholat ini bahkan tetap disunnahkan di waktu-waktu dilarang melaksanakan sholat sunnah, misalnya setelah sholat Subuh dan Ashar, waktu terbit dan terbenamnya matahari.
Namun perlu diketahui, sholat tahiyatul masjid dilakukan sebelum duduk di dalam masjid. Saat seseorang masuk masjid dan langsung duduk di masjid, maka hilanglah kesunnahan sholat tahiyatul masjid.
Kecuali, jika orang tersebut duduk karena tidak tahu kesunnahan sholat atau lupa dan waktu duduknya tidak dianggap lama. Jika kondisinya seperti itu, dia masih mempunyai kesempatan untuk melaksanakan sholat sunnah tahiyatul masjid.
Kondisi Tidak Dianjurkan
Meski begitu, ada beberapa kondisi yang bisa mengubah hukum sholat tahiyyatul masjid menjadi tidak dianjurkan. Menurut Syekh Waliyuddin Abu Zara’ah al-Qahiri Asy Syafi’i, ketiganya adalah:
Saat imam telah memulai sholat fardu berjamaah atau saat iqamah sudah dikumandangkan.
Saat masuk ke Masjidil Haram, karena lebih dianjurkan melakukan tawaf.
Saat khutbah Jumat hampir selesai.
Tata Cara Sholat Tahiyatul Masjid
Sholat tahiyatul masjid berjumlah dua rakaat dan dilaksanakan dengan munfarid atau sendiri. Tata caranya tak jauh berbeda dengan sholat sunnah lainnya. Hanya saja, sholat ini harus dilakukan di masjid.
1. Niat: Usholli sunnatan tahiyyatal masjidi rok’ataini lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Aku berniat sholat sunnat tahiyyatul masjid karena Allah ta’ala.”
2. Takbiratul Ihram
3. Membaca surat Al Fatihah
4. Membaca surat dalam Al Qur’an (disunnahkan membaca surat Al Kafirun)
5. Rukuk
6. I’tidal
7. Sujud pertama
8. Duduk di antara dua sujud
9. Sujud kedua
10. Bangkit dan melaksanakan rakaat kedua sesuai yang dilakukan pada rakaat pertama. (Disunnahkan membaca surat Al Ikhlas setelah Al fatihah)
11. Tasyahud akhir
12. Salam
10 Keutamaan
Berikuti ini adalah 10 keutamaan melaksanakan shalat tahiyatul masjid:
1. Bentuk Pemuliaan Pada Masjid
Sholat ini, salah satu bentuk pemuliaan terhadap masjid sebagai rumah Allah atau baitullah. Menurut jumhur ulama, kedudukan dari shalat sunnah ini adalah seperti pada saat mengucapkan salam di saat masuk rumah atau mengucapkan salam saat bertemu dengan saudara seiman.
“Sebagian ulama mengungkapkannya dengan Tahiyyah Rabbil Masjid (menghormati Rabb -Tuhan yang disembah dalam- masjid), karena maksud dari shalat tersebut sebagai kegiatan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, bukan kepada masjidnya, karena orang yang memasuki rumah raja, ia akan menghormat kepada raja bukan kepada rumahnya.”
2. Menutupi Kekurangan Sholat Wajib
Sholat tahiyatul masjid juga digunakan untuk menutupi kekurangan sholat wajib. Hal ini tercermin dari sebuah hadits Rasulullah Saw yang berarti,
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah sholat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, “Lihatlah pada sholat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak? Jika sholatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun jika dalam shalatnya ada sedikit kekurangan, maka Allah berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman: sempurnakanlah kekurangan yang ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya.” Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad)
3. Menghapus Dosa dan Ditinggikan Derajat
Sholat tahiyatul masjid yang menjadi salah satu shalat sunnah ini juga akan menghapus dosa dan meninggikan derajat, karena dengan memperbanyak sujud bisa dilakukan dengan cara menjalankan beberapa sholat sunnah seperti sholat tahiyatul masjid.
4. Cermin Ketakwaan dan Tawakkal
Melaksanakan shalat tahiyatul masjid juga merupakan salah satu cerminan dari tingkat ketakwaan dan juga rasa tawakkal atau berserah diri dari seorang hamba Allah pada Allah SWT. Salah satu shalat sunnah ini adalah salah satu wujud dari kesungguhan serta tekad yang berasal dari seorang hamba yang dilakukan hingga rela menghabiskan waktu, tenaga bahkan mungkin hartanya hanya untuk mengerjakan shalat sehingga lebih mendekatkan diri pada Allah.
5. Menyelesaikan Masalah Dalam Hidup
Keutamaan lain dari sholat tahiyatul masjid adalah sebagai sarana dalam menyelesaikan segala macam permasalahan yang terjadi di dalam hidup. Dalam kehidupan Rasulullah saw yang paling mulia, beliau pernah mendapatkan masalah atau urusan sehingga membuat beliau menjadi prihatin dan resah sehingga Rasulullah saw lebih memperbanyak sholat-sholat sunnahnya.
6. Menambahkan Kesempurnaan Shalat Fardu
Keutamaan dan juga manfaat dari menjalankan sholat sunnah seperti sholat tahiyatul masjid ini adalah untuk menyempurnakan sholat fardhu. Dengan ini, jika ada kelalaian pada shalat fardhu, lupa, kesalahan atau kekurangan maka bisa disempurnakan dengan sholat sunnah tersebut.
7. Sebagai Bentuk Rasa Syukur
Sholat tahiyatul masjid juga merupakan salah satu bentuk rasa syukur dari seorang hamba kepada Allah SWT atas segala nikmat yang sudah diperoleh seperti nikmat rezeki, nikmat kesehatan, nikmat mendengar, nikmat bernafas, nikmat berjalan dan berbagai nikmat lain yang sudah Allah SWT berikan.
8. Sebaik-Baik Amalan
Shalat tahiyatul masjid merupakan amalan yang paling utama. Tsauban berkata jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Beristiqamahlah kalian dan sekali-kali kalian tidak dapat istiqomah dengan sempurna. Ketahuilah, sesungguhnya amalan kalian yang paling utama adalah sholat. Tidak ada yang menjaga wudhu melainkan ia adalah seorang mukmin.” (HR. Ibnu Majah)
9. Meraih Wali Allah Yang Terdepan
Dengan rajin menunaikan shalat sunah seperti tahiyatul masjid ini, maka seseorang akan dijadikan wali Allah yang sangat istimewa. Wali Allah yang dimaksud disini bukanlah seseorang dengan ilmu sakti seperti dapat terbang serta memakai tasbih dan surban, namun orang yang beriman dan beratkwa.
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)
10. Shalat Yang Dianjurkan dan Tidak Bisa Diremehkan
Shalat tahiyatul masjid merupakan shalat yang sangat dianjurkan dan tidak dapat dianggap remeh dan dengan melaksanakan shalat ini maka akan dimuliakan di surga karena sudah memuliakan masjid. Rasulullah SAW. bersabda: “Sesungguhnya di antara tanda-tanda dekatnya kiamat adalah seseorang melalui (masuk) masjid, namun tidak melakukan shalat dua rakaat di dalamnya.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya.
Demikian penjelasan lengkap mengenai keutamaan dari shalat tahiyatul masjid. Itulah sebabnya, Kiai Asep sangat menganjurkan pada para santrinya untuk melaksanakan sholat tahayatul masjid.(Moch. Nuruddin)