Melihat WNI Bisnis Tahu Tempe di Turki: Persaingan Ketat Antar-WNI Maupun China dan Thailand

oleh

Tempe dan tahu bukan hanya dikenal di Indonesia, tapi sudah kesohor di luar negeri. Mulai Jepang, Meksiko, Turki, dan banyak negara lain. Bila di Jepang ada pengusaha tempe asal Grobogan Jawa Tengah yang sukses bernama Rustono, di Turki banyak pengusaha dan penjual tempe dan tahu asal Indonesia. Salah satunya Emine Utami, perempuan asal Kediri Jawa Timur, yang menikah dengan pria Turki dan Riau Hadidah. Hanya saja, keduanya baru merintis bisnis ini. 

Oleh Gatot Susanto

EMINE UTAMI menjadi pekerja migran Indonesia di Turki sejak Agustus tahun 2017. Dia lalu menikah dengan pria Turki. Tuntutan untuk menghidupi anaknya di Tanah Air yang pendidikannya semakin tinggi, satu kuliah dan satu lagi SMA, membuat Utami harus bekerja lebih keras lagi. Ya bekerja, ya merintis usaha. 

Dia tetap bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART), tapi tidak full di rumah majikannya. Saat pulang, dia merintis usaha memproduksi tempe. Selain itu dia juga menjual tahu tapi tidak produksi sendiri mengingat prosesnya lebih ribet. Utami membeli tahu pada orang Uyghur lalu menjualnya.  

“Saya di sini masih kerja. Bila pulang dari kerja, saya bikin tempe untuk dijual. Saya tidak membuat tahu. Saya beli tahu dari orang Uyghur,” kata Utami kepada DutaIndonesia.com dan Global News. Selain bisnis tahu tempe, Utami juga menjual tiket pesawat untuk kalangan WNI di Turki.  

Banyak orang di Turki, baik penduduk asli maupun pendatang, menyukai tempe dan tahu. Karena itu, banyak pula langganan Utami dari kalangan orang Turki, Rusia, atau Amerika yang tinggal di Istanbul, kota tempat Utami tinggal bersama suami Turki-nya.

“Saya sih baru merintis, tapi alhamdulillah sudah banyak pelanggan. Kalau yang sudah besar itu Ibu Rahma. Beliau tinggal di Ankara. Bukan di sini. Karena sudah lama memproduksi tempe, jadi cukup dikenal. Beliau sudah bikin tempe jauh sebelum saya datang ke Turki,” katanya.

Tempe produksi Emine Utami.

Emine Utami tertarik memproduksi tempe karena dia pernah membeli tempe ternyata rasanya tidak enak. Sejak itu Utami memutuskan membuat sendiri untuk dikonsumsi keluarga. Namun kemudian teman-temannya sesama orang Indonesia di Turki memuji tempe produksinya tersebut sehingga Utami pun tergerak untuk membuat tempe lebih banyak lagi guna dijual. Awalnya dijual ke teman, lalu ke orang lain.

“Idenya muncul karena pernah beli tempe tapi rasanya nggak enak. Lalu saya coba buat sendiri. Teman-teman bilang enak. Teman-teman bilang, buka PO (purchase order, pembelian yang harus menunggu beberapa lama, Red.) aja Mbak. Mulai dari situ saya coba. Alhamdulillah laku. Ya udah terus aja sampai sekarang,” katanya.

No More Posts Available.

No more pages to load.