SURABAYA| DutaIndonesia.com – Para santri Ponpes dan Lembaga Pendidikan Amanatul Ummah, baik yang di Surabaya maupun yang di Pacet, Mojokerto, kini bisa mengakses 14 juta buku dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas), di samping dari buku-buku yang sudah dimiliki oleh Perpustakaan Amanatul Ummah sendiri.
Hal ini karena Rabu pagi (19/7/2023), telah dilakukan penandatanganan kerjasama antara Ponpes Amanatul Ummah yang diwakili oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, dengan Perpustakaan Nasional yang diwakili oleh Dr Muhammad Syarif Bando, Kepala Perpustanas.
Pada kesempatan tersebut, Kiai Asep, panggilan akrab Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MA, kepada para pelajar Mts, MA, SMP dan SMA, mengingatkan isi surat Al Alaq;
- Iqra’ bismi rabbikallazi khalaq (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu)
- Khalqal insane min ‘alaq (Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah).
- Iqra wa robbukal-akram (Bacalah dan Tuhanmu Yang Maha Mulia).
- Allazi ‘alamal bil-qalam (Yang mengajar (manusia) dengan pena).
- ‘Alamal-insana ma’lam ya’lam (Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahui).. dan seterusnya.
Menurut Kiai Asep, surat tersebut menegaskan bahwa manusia itu kalau ingin pintar, harus banyak membaca. Membaca apa saja yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dikehendaki.
Itulah sebabnya, Ponpes Amanatul Ummah bekerjasama dengan Perpusnas agar ada lebih banyak lagi buku yang bisa diakses dan dibaca oleh para santri dan santriwati.
Tak hanya itu, keberadaan Perpusnas ini juga akan mampu meningkatkan profesionalitas para guru dan ustadz di Amanatul Ummah.
Sementara itu, Dr Muhammad Safri Bando yang akrab disapa dengan Pak Safri ini, mengatakan bahwa Perpusnas sudah memiliki 14 juta judul buku yang sudah dapat diakses oleh para anggota perpustakaan.
“Nah kalau ada kerjasama dengan Amanatul Ummah, berarti para ustadz, para guru dan para santriwan-santriwati Amanatul Ummah juga bisa mengakes 14 juta buku tersebut,” kata Safri.
“Kalau Anda mau mengenal dunia, maka bacalah. Tapi kalau Anda mau dikenal dunia, maka menulislah,” kata Safri menyebut kalimat bijak.
Dengan banyak membaca, maka para santriwan – santriwati akan bisa memproyeksikan situasi dan kondisi negara 25-35 tahun ke depan. Artinya, santri bisa mengantisipasi sikon, dan bisa bersikap, dan pada saatnya bisa sukses dalam segala bidang.
Safri juga mengingatkan, bahwa Indonesia amat sangat kaya dengan sumber daya alam, baik di laut maupun di darat. Baik yang tumbuh di tanah, di permukaan tanah maupun yang di dalam tanah.
“Pertanyaannya, kenapa masyarakat kita masih miskin? Ini adalah tugas yang akan dibebankan kepada Anda sekalian 10 – 25 tahun ke depan,” kata Safri.
Dan tugas itu bisa dilaksanakan, manakala para pemuda harapan bangsa banyak membaca, sehingga cerdas, pandai, waskita pada situasi dan kondisi ke depan. (Moch. Nuruddin)