Serial Sainstek Bagian 1: Menggali Teknologi dari Wahyu

oleh

 

Kata Pengantar:

Tauhid dalam Kecerdasan Buatan

Tulisan berseri ini dibuat dari perenungan panjang saya sebagai seorang muslim yang menyaksikan kemajuan luar biasa teknologi kecerdasan buatan (AI). Di tengah gempuran inovasi digital, saya justru melihat bagaimana ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an semakin terasa hidup, mengajak kita untuk berpikir, merenung, dan bertauhid secara mendalam.

Pemikiran saya kemudian berkolaborasi dengan ChatGPT dari OpenAI. Kolaborasi ini bukan untuk menunjukkan kehebatan teknologi, tetapi justru untuk menegaskan betapa ilmu Allah Maha Luas, dan betapa teknologi modern sekalipun tak lepas dari petunjuk dan inspirasi illahi yang sudah tersurat dalam Al-Qur’an.

Tulisan ini diharap bisa menjadi penyemangat bagi siapa pun, terutama umat Islam, untuk menggali ilmu, menghidupkan nalar, dan memadukan iman dengan kemajuan sains secara harmonis.

Wallahu waliyyut taufiq.

Bambang Hariawan

 

Seri 1: Menggali Teknologi dari Wahyu

Oleh: Bambang Hariawan

 

“Dan tidaklah kamu diberi ilmu melainkan sedikit.” (QS. Al-Isra: 85)

Hari ini, dunia kagum pada kecanggihan kecerdasan buatan (AI). Alat ini bisa mengolah jutaan informasi dalam sekejap, meniru manusia dalam memahami, menjawab, bahkan mencipta. Tapi sehebat apapun AI, ia hanyalah setetes air dari lautan ilmu Allah yang tak terbatas.

Sejak zaman para nabi, Allah telah menunjukkan jalan berpikir, jalan teknologi, dan jalan penelitian kepada umat manusia. Sayangnya, banyak dari kita hanya membaca ayat-ayat Al-Qur’an sebagai kisah masa lalu, bukan sebagai petunjuk masa depan.

Padahal…

Bahtera Nuh: Awal Teknologi Transportasi

Allah perintahkan Nabi Nuh untuk membangun bahtera besar. Perintah itu bukan sekadar perintah menyelamatkan umat, tetapi juga pelajaran tentang perencanaan, konstruksi, ketekunan, dan manajemen sumber daya. Siapa sangka, di balik paku dan papan kayu itu tersembunyi ilmu teknik kelautan yang menjadi dasar teknologi maritim?

Mukjizat Musa: Fenomena Alam dalam Hukum Fisika

Ketika Musa membelah Laut Merah, banyak dari kita menganggap itu murni mukjizat. Tapi Allah tak pernah menciptakan mukjizat tanpa hukum. Di zaman modern, para ilmuwan menemukan bahwa fenomena pasang surut ekstrem dan tekanan angin bisa menyebabkan peristiwa “laut terbelah”.

Apakah ini mengurangi mukjizat Musa? Tidak. Justru ini membuka mata kita: Allah menyuruh kita berpikir, bukan hanya kagum.

Air Asin dan Air Tawar: Oceanografi dalam Wahyu

Dalam surah Ar Rahman 19 – 20
Al-Qur’an menyebut tentang dua lautan yang bertemu tapi tidak bercampur. Satu mengandung air tawar dan satunya mengandung air asin.

Ayat ini bukan sekadar kalimat pemberitahuan. Ia adalah pelajaran tentang salinitas, densitas, dan hukum fluida, yang baru ribuan tahun kemudian dipahami oleh manusia modern.

AI dan Kecerdasan Manusia: Tetesan dari Ilmu Allah

Kini, manusia menciptakan AI—alat luar biasa yang bisa mengingat, menjawab, dan menganalisis. Tapi sehebat apapun AI, ia hanya mengumpulkan ilmu manusia yang terbatas. Sementara ilmu Allah tidak terjangkau oleh waktu, tidak dibatasi oleh data, dan tidak dituliskan oleh mesin.

Ilmu Allah sangat Maha Luas meliputi hal yang belum pernah kita pikirkan.

Kewajiban Umat Muslim: Membangkitkan Akal, Membuka Ayat

Allah tidak pernah memisahkan antara iman dan akal. Bahkan kata ‘aql (akal) disebut puluhan kali dalam Al-Qur’an. Umat Islam seharusnya menjadi pelopor sains, teknologi, dan penemuan, karena setiap ayat adalah kode pengetahuan yang menunggu dipecahkan.

Rasulullah bersabda:
“Hikmah adalah milik orang beriman yang hilang. Di mana pun ia menemukannya, maka ia lebih berhak atasnya.” (HR. Tirmidzi)

Akhir Kata: Wahyu adalah Kompas, Akal adalah Kendaraan

Mari kita bangkitkan semangat umat Islam untuk menggali Al-Qur’an bukan hanya untuk dibaca, tapi untuk dipahami, diteliti, dan dijadikan panduan kemajuan. Mari kita buktikan bahwa teknologi pun berasal dari wahyu, jika kita membaca dengan mata akal dan hati iman.

Dunia mungkin tak menunggu kita. Tapi Allah sudah lebih dulu menanti kita: untuk memahami ciptaan-Nya, dan memakmurkan bumi dengan ilmu.

(Bersambung)

 

*Bambang Hariawan adalah pengamat sosial, agama dan politik

No More Posts Available.

No more pages to load.