SURABAYA | DutaIndonesia.com – Kalangan diaspora–baik WNI yang sudah menetap di Korea Selatan maupun mahasiswa– dan KBRI mendorong agar UMKM Indonesia semakin gencar menembus pasar Korea Selatan (Korsel). Pasalnya, pasar Korea Selatan sangat besar. Bahkan, bisnis kuliner Indonesia di negeri gingseng itu semakin dilirik oleh warga Korea Selatan yang memang sangat menyukai masakan Indonesia.
Karena itu, para diaspora Indonesia di Korea Selatan menggelar webinar bertajuk Strategi Pengembangan Produk UMKM Indonesia berorientasi ekspor ke Korea Selatan pada Sabtu, 26 Juni 2021 sore. Pada hari yang sama, KBRI Seoul, Korea Selatan, juga menggelar acara “GastroDiplomacy from Jakarta to Seoul” yang ditayangkan secara langsung di akun media sosial KBRI Seoul Sabtu (26/06/2021). Tema acara ini adalah “Food unites people and nations. Ya sajian makanan ternyata bisa mempersatukan manusia dari berbagai belahan dunia.
Dimas Harris Sean Keefe, PhD student International Trade and Commerce di Pusan National University, Busan, Korea Selatan, saat dihubungi Gatot Susanto dari DutaIndonesia.com dan Koran Global News, Rabu 30 Juni 2021, membenarkan bahwa peluang pasar Korea Selatan bagi produk Indonesia cukup menjanjikan. Sebagai mahasiswa yang berfokus dalam dunia Pendidikan, peningkatan kualitas SDM dan Bisnis, Dimas berfokus menggali bagaimana perkembangan perdagangan internasional khususnya Korea dan Indonesia. Mulai dari regulasi hingga rantai pasoknya.
“Saat berdiskusi dengan Bapak Jerry (Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju, Red.) membahas perkembangan ekspor impor negara Korea, menunjukkan adanya kenaikan hingga 23%. Hal ini berdasarkan dari tradingeconmics, kemudian banyak juga perjanjian-perjanjian yang sangat menguntungkan bagi para eksportir Indonesia ke Korea. Misalnya ASEAN KOREA FTA (AKFTA) dan The Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA)g,” kata Dimas, yang juga Ketua Umum Perpika (Persatuan Pelajar Indonesia di Korea) dan sebagai salah seorang narasumber di webinar tersebut.
Dimas juga melihat produk UMKM Jawa Timur peluangnya sangat besar menembus pasar Korea Selatan. “Yang saya tahu, Jawa Timur terkenal dengan banyak sekali kerajinan yang berpotensi menjadi UMKM yang besar, salah satunya kerajinan kulit. Jawa Timur terkenal sekali dengan kerajinan kulitnya. Kita ambil contoh tas kulit Jawa Timur. Apalagi total ekspor Jawa Timur pada tahun 2020 mencapai Rp 17 miliar. Hal ini menunjukkan kalau Jawa Timur sangat berpotensi sebagai salah satu akselerator ekporter UMKM Indonesia ke pasar Korea maupun di Dunia,” katanya. Artinya, produk kulit Jatim bisa jadi primadona di Korsel.