JAKARTA | DutaIndonesia.com – Polemik Ivermectin sebagai obat Covid-19 terus berlanjut. Selain menggenjot program Vaksinasi dengan target bulan Juli 2021 menjadi 1 juta per hari dan Agustus 2021 mencapai 2 juta per hari, serta pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro darurat untuk Pulau Jawa dan Bali yang dikomandani Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, banyak kalangan berusaha menemukan obat untuk menanggulangi Covid-19.
Paling mutakhir Menteri BUMN Erick Thohir dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menggencarkan penggunaan obat Ivermectin. Padahal obat ini belum disetujui oleh FDA maupun BPOM untuk pengobatan Covid-19. Menteri BUMN Erick Thohir bahkan melaporkan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) produksi obat Ivermectin akan digenjot sampai 4,5 juta butir dalam waktu dekat sebab obat ini termasuk murah.
Begitu pula Moeldoko yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Dia mengaku telah mengirimkan obat Ivermectin ke anggota-anggota HKTI di berbagai penjuru Tanah Air. Langkah itu Moeldoko tempuh lantaran dia menilai Ivermectin efektif untuk menyembuhkan Covid-19.
Yang menarik penggunaan obat ini justru semakin digencarkan melibatkan relawan seperti dari RSI Amal Sehat dan Dayu Park Sragen Jawa Tengah dengan terjun ke desa-desa untuk membagikan obat tersebut ke pasien yang masih positif dan menjalani isolasi mandiri di rumah. Setiap hari mereka keliling door to door ke desa-desa.
“Dari pagi sampai petang, ada yang naik motor ada yang bawa mobil. Kami bersama tim membagikan Ivermectin secara gratis kepada warga yang isoman (isolasi mandiri) di rumah. Kami sekarang di Jurangjero Karangmalang. Tadi pagi dari Gemolong, lalu ke Desa Tenggak Sidoharjo,” kata Koordinator Relawan RSI Amal Sehat dan Ndayu Park Sragen, Joko Siswanto, di sela-sela pembagian obat ke warga Isoman di Desa Jurangjero, Karangmalang, kemarin.