Berkemah di Gurun
Selanjutnya tibalah ke kota utama tujuan kami: Jaisalmer. Lokasi wisata di sini untuk camel safari, naik unta di gurun pasir yang berbatasan dengan wilayah Pakistan. Naik unta jalan-jalan sambil melihat rombongan sapi melintas. Kami, saya istri dan anak-anak, naik unta yang merupakan keunikan dari Rajashtan. Selain itu, ada banyak gajah di Jaipur. Bahkan ada kampung gajah. Wisatawan naik gajah yang diberi make up. Umur gajah bernama Sakinah yang kami naiki sekitar 30 tahun. Seperti manusia, gajah bisa berumur 60 tahun.
Kota Jaisalmer dijuluki sebagai Golden City, karena bangunan-bangunannya terbuat dari batu pasir kuning (yellow sandstone) dan terlihat ‘glowing’ kalau terkena sinar matahari. Di sini ada sebuah benteng, Jaisalmer Fort yang dibangun pada abad 11 masehi. Karena bersinar saat ditempa sinar matahari, benteng ini pun dikenal sebagai Sonar Quila atau Golden Fort.
Di tahun 2013, Jaisalmer Fort berikut 5 buah benteng lainnya di daerah Rajashtan ditetapkan sebagai situs UNESCO World Heritage, yang dikenal dengan nama ‘Hill Forts of Rajashtan’. Uniknya seperempat dari populasi warga kota ini tinggal di lingkungan benteng ini, bahkan ada guest house yang lokasinya dalam area benteng. Maklum, kota ini ada di gurun pasir yang sangat luas. Tak ada permukiman di nun jauh di sana. Lokasi ini juga disebut jadi uji coba nuklir.
Pengalaman unik saat berada di Jaisalmer adalah tinggal di perkemahan gurun pasir. Pada siang hari suhu gurun cukup panas tapi kami tiba di musim dingin sehingga suhu sekitar 25 derajat celcius saja, sebaliknya pada malam hari dingin tapi kami merasakan sekitar 10 derajat celcius. Perjalanan ke lokasi ini memang sebaiknya dilakukan sore hari.
Sesampai di sana sudah tersedia kemah yang terbuat dari bahan plastik tebal dengan pintu resleting. Di dalamnya sudah berfasilitas lengkap, mulai tempat tidur, meja kursi, hingga tempat mandi dan buang air. Kami tinggal di sini semalam dengan makanan dan hiburan di malam hari, berupa tarian khas Rajashtan yang disediakan oleh pemandu kami. Selain itu ada hiburan keliling gurun naik mobil dan unta. Biaya sewanya Rp 800 ribu/malam.
Perjalanan liburan ini melelahkan tapi semua hilang mengingat betapa indah pemandangan yang kami saksikan saat mengunjungi kota-kota tersebut. Sebuah perjalanan yang cukup jauh selama lima hari. Kami berangkat pagi hari dari New Delhi menuju Agra yang jaraknya sekitar 200 km. Selanjutnya dari Agra ke Jaipur juga sekitar 200 km.
Lalu jalan panjang harus kami tempuh saat menuju Jaisalmer sejauh 700 km. Saat kembali lagi ke New Delhi, kami menempuh perjalanan sekitar 800 km. Selama perjalanan kami istirahat pukul 23.00 malam untuk menginap di hotel. Baru keesokan harinya melanjutkan perjalanan lagi. Selama lima hari berwisata ke gurun dan gunung serta istana para raja, kami menghabiskan biaya sekitar 13 juta. (*)