Kisah Perjalanan Diplomat Muda Indonesia (Bagian 4): Seleksi CPNS Kemlu 2013

oleh
Arya Daru Pangayunan, Sekretaris Ketiga Fungsi Ekonomi, Sosial, dan Budaya di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Buenos Aires.

Inilah kisah diplomat muda Arya Daru Pangayunan yang sangat inspiratif. Dia adalah Sekretaris Ketiga Fungsi Politik di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dili (2018-2020); dan Sekretaris Ketiga Fungsi Ekonomi, Sosial, dan Budaya di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Buenos Aires sejak 2020 sampai sekarang.

Seleksi CPNS Kemlu 2013

Pengiriman Berkas

DI akhir bulan September 2013, ketika sedang asyik men-translate sebuah dokumen di depan komputer, saya tiba-tiba mendapat pesan dari Mas Bima Haria Wibisana, yang akrab dipanggil Mas Bugi, sepupu saya yang menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), bahwa Kemlu akan segera membuka lowongan CPNS dan saya diminta bersiap untuk mendaftarkan diri. Saya merasa ini adalah kesempatan saya untuk mewujudkan cita-cita saya.

Saya langsung berusaha membuka situs e-cpns.kemlu.go.id, namun situs tersebut masih memuat informasi penerimaan CPNS tahun sebelumnya. Walaupun demikian, saya mengikuti arahan Mas Bugi dan mempersiapkan segala persyaratannya. Tanpa lelah setiap hari, setiap jam, saya refresh browser di komputer saya hingga muncul pengumuman penerimaan CPNS tahun 2013. Meski semua dokumen telah saya siapkan, saya harus bergerak cepat, jangan sampai pengalaman tahun 2012 terulang kembali. Ya, saya juga pernah mendaftar CPNS Kemlu di tahun 2012.

Saya sempat mencoba mendaftar CPNS Kemlu di tahun 2012 dengan mengirimkan berkas lamaran melalui Kantor Pos Myanmar jauh sebelum deadline, namun ternyata berkas tersebut tidak diterima oleh panitia. Saya akui ini kesalahan saya. Saya tidak seharusnya percaya bahwa Kantor Pos Myanmar dapat mengirimkan berkas dengan cepat yang hanya ditarik biaya US$ 3.

Untuk pendaftaran di tahun 2013, belajar dari tahun sebelumnya, saya tidak lagi menggunakan jasa Kantor Pos Myanmar, namun saya mengirimkan berkas saya melalui DHL. Walaupun harus membayar US$ 53 untuk pengiriman melalui DHL, saya lega mengetahui bahwa kali ini berkas saya telah diterima oleh panitia seleksi.

Tes Kompetensi Dasar

Ketika mengetahui bahwa saya lolos tes administrasi, saya meminta ijin kepada Bapak Dubes untuk dapat mengikuti Tes Kompetensi Dasar (TKD) di Jakarta. Tidak lupa sebelum berangkat saya meminta doa restu serta dukungan dari seluruh rekan kerja di KBRI Yangon.

Entah kenapa, saat itu saya merasa percaya diri bahwa saya akan berhasil pada tes kali ini. Saya baru memberi tahu Pita bahwa saya akan mengikuti tes CPNS Kemlu setelah mendapatkan ijin Bapak Dubes. Pita cukup terkejut, karena sempat mengira saya sudah tidak lagi berminat untuk menjadi diplomat. Tapi saya yakin Pita sangat senang dengan niat saya ini.

Selama berada di Jakarta dan mempersiapkan ujian, saya kembali tinggal di rumah Bude Sri. Bude Sri selalu membantu saya setiap kali membutuhkan tempat menginap di Jakarta.

Dalam mempersiapkan TKD, saya hanya belajar dengan browsing soal-soal di internet melalui smartphone saya. Contoh-contoh soal TKD dari tahun-tahun sebelumnya mudah didapat dan dapat diunduh dari internet.

Kartu ujian kali ini diminta untuk dicetak sendiri sehingga tidak perlu repot-repot untuk mengambil kartu ujian seperti yang pernah saya alami ketika mendaftar CPNS Kemlu di tahun 2010.

TKD diadakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemlu di Jl. Sisingamangaraja No. 73. Suasana TKD cukup santai dan tidak terlalu padat karena terbagi menjadi cukup banyak sesi, dimana per sesi diikuti oleh sekitar 250 peserta.

TKD dilakukan dengan komputer – Computer Assisted Test (CAT), dimana laptop sudah disediakan oleh panitia. Saya tidak terlalu kaget ketika melihat soal-soal TKD dan banyak dari soal-soal tersebut sesuai dengan yang saya pelajari di internet yang meliputi tes wawasan kebangsaan, tes intelegensia umum, dan tes karakteristik pribadi.

Hasil TKD dapat langsung terlihat di layar komputer begitu selesai tes dan kemudian dipampang di beberapa monitor LED di luar ruang ujian. Saat itu saya cukup tenang ketika melihat skor TKD saya berada diatas rata-rata para peserta yang tes di sesi itu.

Setelah TKD selesai, sebelum kembali ke Yangon, saya bertamu ke rumah saudara-saudara saya di Jakarta untuk meminta doa restu dan dukungan karena saya percaya semakin banyak doa yang kita dapatkan, peluang akan semakin terbuka. Saya juga menyempatkan diri pulang ke Jogja bertemu anak istri untuk melepas rindu walau sejenak.

No More Posts Available.

No more pages to load.